Detik-Detik Ramadan (arti sebuah nama untukku)

Malam seribu malam
Yang menjadikannya penuh makna
Banyak amalan yang terbuat pada malam yang penuh dengan hikma
Malam hari yang menyimpan banyak kenangan bersama jemaah kaum muslimin pada saat ke mesjid raya untuk amalan sholat bersama
Dan melihat kebahagiaan anak-anak bermain dengan gembira di sudut-sudut mesjid perkampungan
Belum lagi bertemu dengan sang anak dengan orang tua yang telah lama
Yang merantau di kampung sebelah untuk tujuan masa depan
Hari itu merupakan momentum yang bahagia
Saat-saat berkumpul dengan saudara-saudara seibu
Melihat tubuh yang berubah dengan wajah yang lebih bercahaya
Karena mengingat kemarin kakak dan adik masih anak ingusan yang suka bermain dengan cara mereka sebagai anak-anak kecil
Dan ingat sang kakak berusaha masuk kegudang untuk keluar
Serta merta melihat mereka mambawah panci untuk menabuhnya menjadi gendang

Pada spertiga malam terdengar lah suara sumbang membangunkan untuk sahur
Walau terkadang ribut kadang itu menjadi penandah malam-malam ramadan
membuat hati sulit untuk melupakan malam malam diperkampunganku dulu
malam yang indah bagi kehadiran bintang-bintang kecil

canda-canda meja makanpun tertulis disini
ketika ibu menyiapkan sayur dan lauk untuk kami
kakak dan adik saling berebut untuk mendapatkan masakan ibu didapur
namun begitu pun ibu tak marah kepada kami namun hanya menegur kami agar kami jangan seperti anak kecil
dan masih teringat kata ibu kami memang anak kecil yang masih takut untuk kelaparan di esok pagi.

belum lagi sholat subuh
dengan rasa yang masih mendengkur suara adzan pun memanggil
Dan malam-malam itupun bertabur dengan suara muadsyn sehingga
Suara Bilal pun menutup detik-detik malam ramadan


D.T.R
Bandahara Hasanuddin, 31-03-2008

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermin

IBU KANDUNGKU JAHAT