IBU KANDUNGKU JAHAT

Bagian Pertama
Pak Asep :
Hahahahah seperti biasa kamu terlambat lagi. Emang setiap hari kamu pasti terlambat ya.
Intan
: Aduh Bapak, rumah ku kan jauh untuk menempu sekolah saja aku harus menunggu ojeksetengah jam untuk dapat sampai disekolah. Ijinkan saya masuklah pak.
Pak Asep
: Kamu sudah sering sekali terlambat jadi sebagai hukumannya kamu harus tetap disini untuk memunguti sampah.
Intan
: Adu Bapak, masa aku harus menunggu lagi. Aku kan ada ulangan hari ini.
Pak Asep
: Sudah tahu hari ini ada ulangan kamu tetap saja terlambat. Mau jadi apa kamu nanti, dasar Miss Late. Sudah kamu menunggu saja disini sampai guru memanggilmu selesai.
Intan
: (Sambil kesal meninggalkan pintu gerbang sekitaran 3 m)
Tiba-tiba Dari kejauhan terlihat geng Flow yang datang terlambat kemudian menggoda Pak Asep.
Rindi
: Intan minggir kamu, Aduh Pak Asep. Rindi minta maaf kami tadi berusaha untuk tidak terlambat tapi, mobil kami mogok dijalan.
Siska
: Iya Pak Asep mobil kami sempat mogok didepan bengkel jadi kami harus memperbaikinya. Ijinkan kami masuk ya pak.
Rindi
: Siska kayaknya Pak Asep tambah cakep, coba kau lihat kumisnya itu loh. Hehehehe
Diba
: Kalian apaan sih.
Siska
: Diba sayang coba kau perhatikan Pak Asep masa kau tidak tertarik sih. (sambil menginjak kaki Diba)
Diba
: Oh, iYa. Aku baru sadar loh siska kalau Pak Asep itu cakep sekali.
Pak Asep
: Ah masa ia sih Pak Asep cakep.
Rindi
: betulan kok Pak Asep itu cakep.
Pak Asep
: Ah Kamu bisa aja.
Rindhi
: Pak Asep isinkan kami masuklah, Bagaiamana.
Pak Asep
: Tapi nanti kepala sekolah melihat kalian, Tetap Saja kalian dihukum bersama-sama.
Pak Asep
: Oh, begitu, Ibu Fiah.
Suasanapun jadi gelap, yang ternyata adalah sebuah mimpi (Tiba-tiba suara ibu Fiah berteriak sambil membangunkan Intan) Astaga, Intan cepatlah bangun kamu tidak lihat sudah jam berapa sekarang. hah, Jam berapa ini!. apakah kamu tidak takut kalau pak Asep menyuruh mu untuk keluar pintu gerbang lagi.
Intan
: Bu, sudah jam berapa, Kok kelihatanya masih sepi. Pada kemana.
Ibu Fiah
: kamu masih sempat bertanya jam berapa ini, Bagaimana sih, katanya mau bangun pagi, kok kamu bangun terlambat. Emang tadi malam kamu kemana?? Kenapa tadi malam kamu pulang larut malam.
Intan
: Oh soal kemarin bu, ada keributan di lorong rumah, karena kebetulan aku disitu, maka aku abadikan peristiwa itu, karena ini merupakan berita jadi aku liput aja, dan ibu tahu apa yang aku dapatkan aku berhasil mendokumentasikan seluruh rangkaian peristiwa itu menjadi artikel. Ibu mau membaca artikel yang kubuat tadi malam.
Ibu Fiah
: Ah … sudahlah ibu tidak mau mendengarkan cerita mu itu, kau seperti peliput berita saja. Ibu tidak suka kau mencampuri urusan orang lain, mending kamu belajar yang rajin dan pertahankan beasiswamu. Karena ibu tidak bisa menyekolahkanmu sampai keperguruan tinggi karena ayahmu sudah tidak ada. Ayo sekarang kamu beranjak dari tempat tidurmu lalu mandi sana.
Intan
: baiklah bu, Oh iya bu. Tadi malam aku bermimpi. Dalam mimpiku itu aku terbang tetapi sewaktu aku terbang itu tidak memakai sayap seperti halnya burung, dengan hanya mengangkat tangan kanan ku ini aku bisa terbang kemanapun ku mau. Bu, Ngomong-ngomong maksud mimpiku itu apa ya?
Ibu Fiah
: Nak mimpimu itu sering kamu ceritakan kepada ibu. Dan berapa kali ibu katakan kalau ibu tidak mengetahui maksud mimpimu itu.
Intan
: Benarkah itu bu, tapi kenapa seolah-olah mimpi itu memberikanku sebuah isyarat kepadaku bahwa apa yang selama ini kucari akan ku temukan jawabannya.
Ibu Fiah
: Sudah berapa kali ibu katakan soal mimpi mu yang berulang-ulang itu tidak usah terlalu kamu pikirkan, kau mandi saja sana soal mimpi itu tidak usah dibahas lagi, dan ingat sudah jam berapa sekarang kau belum juga siap-siap.
Intan
: Astaga aku lupa, hari ini kan ada tugas kelompok yang mau ku kumpul, kenapa aku harus lupa ya. Ibu aku mandi dulu ya.
Ibu Fiah
: Hmmm anak itu mirip dengan ayahnya.
Tiba-tiba terdengar suara Lulu yang memanggil Intan untuk berangkat bersama kesekolah.
Lulu
: Intan, Kamu sudah siap belum.
Ibu Fiah menghampiri pintu untuk menemui Lulu yang sudah ada didepan pintu.
Ibu Fiah
: Tunggu sebentar, (Menuju pintu) Siapa ya.
Lulu
: Ini Lulu Bu temannya Intan, Bagaimana kabar ibu. Sehatkan
Ibu Fiah
:Alhamdulillah, Lulu ibunya juga sehat wal afiat. Kabarnya ibu Lulu bagaimana, pasti dia juga sehat kan.
Lulu
: ibu Lulu juga sehat-sehat aja. Intan ada bu.?
Ibu Fiah
: Aduh Lulu, Ibu Minta maaf Intan Baru saja mandi, duduk aja dulu disini. Ibu buatkan sarapan pagi.
Lulu
: (spontan Lulu langsung menolak ajakan ibu Intan) Ibu terima kasih tapi tadi Lulu sudah makan. Tapi kalau Ibu tidak keberatan boleh tidak Lulu dibuatkan Roti Bakar.
Ibu Fiah
: (Sambil tersenyum) Boleh, Lulu duduk aja nanti Ibu Buatkan.
Tidak lama berselang Ibu Fiah pun meninggalkan kamar dan bersiap-siap menyediakan sarapan pagi Untuk Intan dan Lulu. Kemudian intan keluar dari kamar mandi dengan menggunakan pakaian lengkap seragam.
Intan
: lulu sudah sejak kapan disini.
Lulu
: nggak terlalu lama kok, baru setengah jam aku disini. Eh ngomong-ngomong aku mau Tanya kamu tahu tidak kalau disekolah akan diadakan lomba karya tulis ilmiah, itu untuk anak-anak yang hobi dengan dunia jurnalistik.
Tiba-tiba adik Siska yang bernama Amel keluar sambil menolak makanan yang ditawari oleh ibu Fiah. Tiba-tiba tanpa sengaja menabrak Siska yang sudah terlebih dahulu siap-siap untuk kesekolah.
Ibu Fiah
: Aduh Amel… habisi makananmu nanti ibumu marah loh.
Amel
: hahahhaha… bibi coba buru aku kalau bisa.
Ibu Fiah
: aduh Amel nanti ibumu marah kalau bibi tidak kasih makan Amel.
Amel
: Tidak Mau, Amel tidak mau makan.
Ibu Fiah
: tapi kamu harus makan sayang, supaya tubuhmu bisa kuat.
Amel
: Pokoknya Amel tidak mau, tidak mau. (Kemudian Amel berlari untuk menghindari makanan Ibu Fiah, Amel berlari dibelakang Intan dan Lulu, lalu kemudian berlari lalu tanpa sengaja menabrak Siska yang sedang kesal.)
Siska
: Aaaaaaaaaghh…. Amel, (Sambil membentak Amel, setelah membentak Amel kemudian dia melemparkan setumpuk pakaian untuk disetrika) Mbok….!!!
Ibu Fiah
: Ada apa non.
Siska
: dasar dungu, Mbok lihat bajuku ini. Kenapa kusut begini sih. Mbok tidur ya sewaktu menyetrika.
Ibu Fiah
: Maaf ya non, tadi mbok tidak bisa melanjutkan menyetrika dikarenakan listrik mati.
Siska
: Ah, Alasan bilang saja kalau mbok malas, Iya kan!?
Melihat kejadian kejadian tersebut tiba-tiba Intan menghampiri Siska dan kemudian mendorong Siska hingga Siska terjatuh.
Intan
: Kamu apa-apan sih, tidak sopan tahu.
Siska
: Eh, Dungu kamu itu sama drajatnya dengan ibumu, jadi kamu jangan macam-macam ya sama saya.
Intan
: (Tiba-tiba mendekati Siska dan langsung menarik baju Siska) Diam kau Siska.
Tiba-tiba Ny Prabu dan Filda datang dan langsung marah kepada Intan
Ny Prabu
: Intan Lepaskan tanganmmu, kenapa kau kasar sekali sama majikanmu.
Intan
: Maaf Nyonya, tapi Siska yang salah dia telah berbuat kasar kepada Ibu Fiah.
Ny Prabu
: Mbok, apa benar seperti itu.
Ibu Fiah
: Maaf Nyonya Siska tidak sengaja mendorong mbok.
Intan
: Loh Kok ibu berkata seperti itu, jelas-jelas tadi dia kasar pada ibu, kenapa ibu malah membelanya.
Ibu Fiah
: Sudahlah, ibu tidak sakit hati kok.
Intan
: Tapi ibu.
Ny Prabu
: (Tiba-tiba langsung menampar Intan sehingga terjatuh dilantai, Lalu Lulu dan Amel datang mendekati Intan yang sedang kesakitan) Diam kau. Kau jangan macam-macam ya sama Siska. Kalau kau berbuat seperti itu lagi maka aku tidak akan segan-segan menghukummu. Camkan itu!!
Amel
: Ibu tadi siska yang duluan, mungkin karena Ibu Fiah lagi capek atau emang tadi listrik mati, sehingga dia tidak merapikan pakaian Siska.
Ibu Fiah
: kami minta maaf Ny Prabu. Sudahlah kami minta maaf atas kejadian ini.
Ny Prabu
: Mbok saya tidak mau ada keributan disini lagi, dengar ya mbok.
Ny Prabu meninggalkan rumah sehingga tinggal Filda, yang membantu adiknya Siska. Filda kemudian mendekati Intan dan menarik rambut Intan.
Filda
: Jangan macam-macam ya kau disini, kau itu hanya pembantu dirumah ini.
Siska
: Iya Nich, Intan kamu kan hanya seorang pembantu. Hahahaha
Filda
: Kamu juga Siska jangan selalu cari masalah dengan orang lain kamu itu kan golongan Golongan terpandang, jadi jaga sikap. Sudahlah Kakak ingin berangkat kerja, dan kamu segeralah bersiap-siap Kakak antar sampai disekolah.
Siska
: Tidak usah kak Siska juga lagi menunggu Dhiba dan Rindi.
Filda
: Oh Begitu, kalau begitu Kakak kekantor berita dulu ya. Amel tidak mau ikut kakak.
Amel
: Amel mau ikut kak.
Filda
: Kalau begitu sini ikut sama kakak.
Amel
: Asyik…
Kemudian Filda dan Amel berangkat kekantor berita tempat Filda bekerja, selang beberapa menit kemudian Rindi dan Diba datang dan memanggil.
Rindi
: Siska, kamu sudah siap belum. Ayo kita berangkat sekarang.
Diba
: Iya nich, kita berangkat sekarang.
Siska
: Tunggu teman-teman aku segera datang, “Mendekati Intan” Hahahaha Dungu Siska berangkat dulu.
Setelah Rindi, Diba dan Siska berangkat Ibu Fiah kemudian mendekati Intan yang diam.
Ibu Fiah
: Ibu minta maaf ya, karena tidak membelah Intan. Disini kita bukanlah orang yang bisa menentang mereka. Kita disini hanyalah seorang pembantu dan kita tidak berhak untuk melawan.
Intan
: Tapi Bu. Ibu kan berhak untuk membelah diri jangan mau haknya ibu diambil oleh oranglain, Intan tidak suka bu.
Ibu Fiah
: Sudahlah anakku, kamu kan mau sekolah cepat kamu siap-siap nanti terlambat, dan Lulu kejadian tadi itu sudah biasa ya jadi jangan diceritakan diluar.
Lulu
: Baiklah Tante.
Ibu Fiah
: Pergilah sana, ( melihat Intan diam seakan tidak menerima perlakuan dari Ibu Fiah) Intan berangkat sana,
Lulu
: Ayolah Intan. Sudahlah ayo kita berangkat sekarang.
Intan
: (Dengan masih tidak menerima perlakuan dari Mbok yang sudah dianggap seperti ibunya sendiri, tiba-tiba Intan beranjak sambil teriak didepan Mbok dan kemudian berlari) Ibu tidak adil

Bagian 2
Lulu
: Intan, jangan bersedih ya.
Intan
: lulu kenapa ibu lebih membelah anak majikannya dibandingkan dengan saya, padahal tadi kau lihat sendiri kan yang salah siapa.
Lulu
: iya, aku paham kok. Cuma mungkin ibumu sudah mengerti apa yang menjadi keputusannya.
Intan
: “Tiba-tiba menyelah” Tapi ini benar-benar tidak adil lulu masa ibuku diperlakukan seperti itu saya tidak akan terima dia diperlakukan seperti itu.
Lulu
: Sudahlah Intan, pasti nanti akan baik-baik aja kok. Setidaknya hari ini kamu tidak terlambat seperti Lilis disana.
Didepan Gerbang Sekolah
Pak Asep
: Hahahahah seperti biasa kamu terlambat lagi. Emang setiap hari kamu mesti terlambat ya.
Lilis
: Aduh Bapak, rumah ku kan jauh untuk menempu sekolah saja aku harus menunggu ojek setengah jam untuk dapat sampai disekolah. Ijinkan saya masuklah pak.
Pak Asep
: Kamu sudah sering sekali terlambat jadi sebagai hukumannya kamu harus tetap disini untuk memunguti sampah.
Lilis
: Adu Bapak, masa aku harus menunggu lagi. Aku kan ada ulangan hari ini.
Pak Asep
: Sudah tahu hari ini ada ulangan kamu tetap saja terlambat. Mau jadi apa kamu nanti, dasar Miss Late. Sudah kamu menunggu saja disini sampai guru memanggilmu selesai sampah diluar.
Lilis
: (Sambil kesal meninggalkan pintu gerbang sekitaran 3 m)
Tiba-tiba Dari kejauhan terlihat Siska dengan teman-temannya yang datang terlambat kemudian menggoda Pak Asep.
Rindi
: Lilis minggir kamu, Aduh Pak Asep. Rindi minta maaf kami tadi berusaha untuk tidak terlambat tapi, mobil kami mogok dijalan.
Siska
: Iya Pak Asep mobil kami sempat mogok didepan bengkel jadi kami harus memperbaikinya. Ijinkan kami masuk ya pak.
Rindi
: Siska kayaknya Pak Asep tambah cakep, coba kau lihat kumisnya itu loh. Hehehehe
Diba
: Kalian apaan sih.
Siska
: Diba sayang coba kau perhatikan Pak Asep masa kau tidak tertarik sih. (sambil menginjak kaki Diba)
Diba
: Oh, iYa. Aku baru sadar loh siska kalau Pak Asep itu cakep sekali.
Pak Asep
: Ah masa ia sih Pak Asep cakep.
Rindi
: betulan kok Pak Asep itu cakep.
Pak Asep
: Oh, begitu. Oke karena Pak Asep Cakep, maka kalian tetap dipintu gerbang. Hehehehehe Kalian kira saya mau termakan godaan anak ingusan seperti kalian. Hahahaha
Diba
: (Langsung memukul pintu gerbang Pak Asep) Maksud bapak anak ingusan itu siapa. Haaa!!!
Pak Asep
: Oh, jadi kamu mau melawan ya, kesini kau.
Rindi
: wEtss, Pak Asep kami minta maaf atas perkataan teman kami, teman kami ini memang orang nya emosian.
Diba
: Rindi kamu kenapa sih, tadi kan jelas-jelas kita dikatakan ingusan, Kok kamu diam.
Rindi
: Sudahlah.
Diba
: Kalian sih masa kalian mau masuk seperti itu, biarpun kita kelihatan bodoh tapi kita itu masih punya harga diri. Rindi.
Pak Asep
: Oh kalian masih punya harga diri, Baguslah kalau.
Diba
: Pak Asep ini apa-apaan sih.
Tiba-tiba dari kejauhan muncul berlarian Ongge dan Abed sambil ngos-gosan mereka berdua mendekati pintu gerbang tempat Lilis menunggu karena dihukum.
Abed
: Ongge kau lihat itu andalanmu terlambat lagi, yah seperti biasa dia selalu seperti. (namun Ongge tidak memperhatikan Abed) Hey aku kan bicara sama kamu sekarang, kau seperti biasa ya tidak menghargai orang yang sedang berbicara denganmu.
Ongge
: Pak Tunggu dulu. Ini pertama kali nya aku terlambat, nanti aku akan ulangan jadi aku mohon pak untuk kali ini saja aku dipersilahkan untuk masuk kekelas.
Siska/Rindi
: Kami Juga pak.
Pak Asep
: Tidak bisa kalian berempat tinggal disitu saja biar kalian dapat hukuman dari guru. Ongge kamu terlambat gara-gara apa tidak biasanya kamu terlambat.
Ongge
: Maaf pak kemarin aku lagi observasi di kampung, kebetulan tadi malam itu aku terlambat pulang di akibatkan untuk sampai kesana itu membutuhkan waktu yang agak lama. Belum lagi akses untuk kesana itu kurang jadi otomatis aku harus menunggu untuk beberapa jam. Jadi biarkanlah kami masuk karena kami ini juga terlambat karena sesuatu hal.
Pak Asep
: Oke kalau Begitu kalian berdua masuk, tapi kamu Lilis tetap disitu.
Lilis
: Tapi pak aku kan yang datang duluan kenapa aku tidak diperbolehkan masuk, dan mereka diperbolehkan masuk.
Pak Asep
: Dia kan alasannya tepat.
Lilis
: Tidak boleh seperti itu pak bapak harusnya tegas dong, masa aku yang datang duluan dia yang duluan diperbolehkan masuk duluan.
Ongge
: Pak Maaf ya mungkin lebih bagusnya kalau dia juga masuk, jangan sampai muncul kecemburuan diantara kami.
(Tiba-tiba Abed mendekati Pak Asep seraya menawarkan sebuah penawaran)
Abed
: Begini saja Pak, biarkan mereka masuk anggap saja mereka itu kelompok kerja kami. Nanti kalau ada kepala sekolah bilang saja seperti itu. Bagaimana??
Pak Asep
: Yah Boleh Lah. Jadi Kalian beruntung hari ini besok jangan terlambat lagi ya.
Lilis
: iya Pak Asep, (mereka pun masuk ke kelas masing-masing) Ongge dan Abed terima kasih ya kamu telah membantuku sekali lagi.
Tiba-tiba lilis menghampiri Intan dan Lulu di kelas.
Lilis
: Hai Intan dan Lulu nanti kita kerja tugas bareng yuk.
Lulu
: Boleh, Tapi kok tiba-tiba ingin kerja tugas sama kita. Ada apa nih.
Lilis
: Ada beberapa nomor yang saya tidak pahami, jadi aku ingin bertanya kepada kalian.
Lulu
: ow, nggak apa-apa ikut aja.
Kemudian Siska dan kawan-kawannya datang,
Siska
: Hhahahahahah, Sekolompok orang dungu berkumpul rupanya, lagi membahas apaan nich.
Rindi
: Mungkin mereka lagi membahas soal Berat Badannya Lulu.
Lilis
: Kalian apa-apaan sih.
Dhiba
: Hey anak kecil diam.
Lilis
: Saya ndak mau diam, kak jangan suka mengganggu Intan dengan Lulu lah kan kasihan.
Intan
: Lilis sudahlah, dan kalian sudahlah jangan mengganggu kami karena kami tidak mau cari gara-gara dengan kalian.
Siska
: wah…wah… anak pembantu berani menceramai kami, kamu mau apa hah, kalau aku mau mengejek kamu hah, kamu mau marah atau langsung kau memukul. Coba kalau berani.
Rindi
: lihat saja gayamu, kau seperti wanita bau yang tinggal di selokan sampah rumahku.
Lulu
: Maksudnya apa nih kau bilang seperti, kau mau cari gara-gara ya.

Rindi
: Kau berani, haa!!!
Intan
: Lulu Sudahlah Saya nggak apa-apa kok, saya sudah terbiasa dengan hinaan seperti itu.

Siska
: Nah, dia juga merasa seperti kenapa kau langsung marah.
Lulu
: Plak “tiba-tiba karena emosi mendengar ucapan Siska Lulu langsung menampar muka siska hingga merah”
Rindi
: Beraninya kau menampar temanku kurang aja kau.
Keduanya tidak tertahan lagi terjadilah perkelahian antara Lulu dan Rindi kemudian Siska dan Dhiba membantu melerai mereka, Intan dan Lilis mencoba untuk melerai keduanya namun kemudian munculah Pak Asep dan membawa mereka masuk keruangan BP Untuk dihukum Sekolah.
Sementara Itu Di Rumah Pak Prabu
Bu Prabu
: Mbok kesini.
Ibu Fiah
: Iya Bu, ada apa bu.
Bu Prabu
: Kau tau kan tadi pagi Intan berbuat apa dengan anakku siska, dan saya tidak mau tau pokoknya apabila Intan berani macam-macam terhadap Siska maka saya tidak akan segan-segan memecat mbok dan Beasiswanya saya ajukan kepada kepala sekolah untuk dicabut.
Ibu Fiah
: Jangan Nyonya, Maafkan saya, Tadi saya yang salah tidak menjaga kelakuan Intan, berikan saya kesempatan satu kali lagi nanti Intan saya akan jaga. Agar dia tidak lagi macam-macam dengan Siska.
Filda
: Tidak usah bu, saya juga sudah gerah lihat tingkah mereka, Intan tumbuh seperti macan, sudah pecat aja bu saya tidak suka sama mereka.

Bu Prabu
: Jangan dulu, saya masih ingin lihat bagaimana cara dia menjaga anaknya. Dan kau saya tidak akan segan-segan lagi berbuat macam-macam terhadap kamu apabila anak kamu yang berkelakuan buruk itu mengganggu anakku lagi. Paham. Sudah pergi sana, cepat.
Setelah Ibu Fiah menjauh Bu Prabu menyampaikan rencananya kepada anak sulungnya.
Filda
: Kenapa sih Bu tidak langsung pecat saja.
Bu Prabu
: Ibu tidak mau memecat, karena ibu sudah buat kesepakatan dengan ayahmu untuk tidak menyakiti dia, karena dia menganggap Ibu Fiah itu sebagai kakaknya.
Filda
: Tapi bu, saya tidak suka kelakuan mereka. Mereka semua itu kotor.
Bu Prabu
: Sudah, sabar aja. Nanti dengan tangan ini saya akan singkirkan mereka.
Tiba-tiba Siska datang dengan merengek-rengek kepada ibunya soal kejadian disekolah
Siska
: Bu, hiks…hiks…hiks…
Bu Prabu
: Ada apa nak, hei kenapa kamu menangis dan coba lihat mukamu kenapa merah seperti ini siapa yang berani menampar anak kesayangan mama.
Siska
: Intan bu, tadi sekolah dia mengejek ku lalu aku marah aku bentak dia eh ternyata dia berani menamparku seperti ini.

Filda
: Nah, Kan Bu anak itu jadi liar sekarang dia berani menampar adik saya seperti ini, sudah pecat aja bu.
Bu Prabu
: “ dalam nada marah bu Prabu memanggil Ibu Fia” Mbok Cepat kesini.
Ibu Fia
: “Berlari mendekati Bu Prabu” Iya Nyonya ada apa, memanggil saya.
Bu Prabu
: Coba kulihat muka anakku.
Ibu Fia
: Astagafirullah, Ini kenapa Non.
Bu Prabu
: Kau tahu siapa yang berbuat seperti ini, itu adalah anakmu.
Ibu Fia
: Apa, tidak mungkin anakku berbuat seperti itu.
Siska
: Tapi Mbok ini buktinya.
Tiba-tiba terdengar suara Amel pulang bersama Intan.
Amel
: Aku Pulang, Kak Filda dan Kak Siska aku pulang, tumben kalian kumpul ada apa ini.
Filda
: Amel kesini kau, jangan dekati anak itu.
Amel
: Ada apa kak.
Filda
: Sudah diam saja kau.
Bu Prabu langsung berdiri mendekati Intan.
Bu Prabu
: Beraninya kau anak setan, kau apakan putriku ha!!! Kesini kau. “Namun dihalangi oleh Ibu Fia”
Ibu Fiah
: Jangan nyonya aku mohon biar aku yang menghukumnya. “Ibu Fia mendekati Intan”
Intan
: Bu Bukan saya yang melakukannya bu, lagi pula Siska sendiri yang memulai perkelahian ini bu, Bu jangan pukul saya bu. “Ibu Fia berusaha mendekati Intan” Bu Jangan Bu. (PLAAK)
Amel
: Kakak Intan.
Intan kemudian terjatuh akibat tamparan Ibu Fia,
Intan
: Hiks… hiks…. Ibu Jahat, kenapa Ibu Tidak mau mendengarkan aku, kenapa hanya mau mendengarkan perkataan orang lain, Intan tidak mau kenal ibu lagi. “berlari keluar yang disusul oleh Amel”
Amel
: Kakak.
Ibu Fiah
: Sambil menangis ia pun mencoba menahan Intan untuk keluar,
Didalam Kamar
Terlihat Intan menangis terseduh-seduh didalam kamarnya, kemudian di hampiri oleh Ibu Fia yang merasa sudah sudah bersalah menampar anaknya didepan Majikannya.
Ibu Fiah
: Intan, Ibu bisa masuk.
Intan
: Ndak usah bu, nanti ibu malu punya anak kasar seperti Intan.
Ibu Fiah
: Ibu minta maaf soal yang tadi nak. Ibu terpaksa melakukannya karena ibu sayang denganmu, ibu tidak sampai hati ingin menamparmu namun terpaksa.
Intan
: Bu, Intan minta maaf bu. Tapi Intan tidak merasa bahwa ibu adalah Ibu Kandungku. Ibu hanya memikirkan Anak-anak Prabu dibandingkan dengan Aku bu, Bahkan aku merasa bahwa ibu hanya ingin mencari muka dihadapan Majikan ibu dibandingkan dengan memperhatikan aku.
Ibu Fiah
: Kau tidak mengerti apa yang ibu rasakan, lagi pula jika intan merasa ibu bersalah, maka maafkanlah Ibu nak.
Intan
: Bu Cukup, Mungkin lebih baik ibu enyahlah dari sini.
Ibu Fia
: Intan, Mau Ibu mati.
Intan
: Pergi Aja, Intan tidak mau kenal sama ibu lagi.
Selang beberapa menit terdengar suara benda jatuh, dan ibu Fia ternyata melompat dari kamar Intan dan akhirnya keinginan Intan untuk Ibunya hilang dari mukanya di jawab ibunya dengan melompat dari kamar balkon kamar. Akhirnya Intan pun menyesal mengatakan hal itu pada ibunya dan yang membuatnya terpukul berat adalah ketika dia mengetahui bahwa ibunya mengabdikan diri kepada Bu Prabu hanya untuk mempertahankan Beasiswa Intan yang diancam akan di cabut oleh pihak sekolah atas tuntutan Bu Prabu.
Satu Pelajaran buat kita, Terkadang kita merasa bahwa ibu kita pernah melakukan kesalahan terhadap kita namun yang perlu kita ketahui bahwa meskipun dia bersalah terhadap kita jagalah perasaannya agar dia tidak bersedih. Karena Ibu adalah seorang wanita yang sangat penyayang.
THE END

Komentar

Anonim mengatakan…
mohon izin untuk dibuat sebuah film pendek sekolah. lebih dan kurang mohon maaf! rudhie jokja 085366384499
Anonim mengatakan…
ok

Postingan populer dari blog ini

Cermin