Cermin

Dahulu cermin merupakan benda yang sangat asing bagi hampir sebahagian masyarakat pesisir pantai, sebelum masyarakat belum mengenal peradaban mereka menganggap bahwa cermin itu merupakan benda gaib yang memiliki keistimewaan dapat menyimpan roh seseorang yang telah mati, sehingga ketika cermin pertama kali ditemukan oleh seorang nelayan maka warga masyarakat pesisir heboh dengan penemuan benda tersebut tidak terkecuali oleh Parmin yang pertama kali menemukan benda tersebut. Disuatu hari setelah Parmin bertengkar dengan istrinya Pak Parmin kemudian memutuskan untuk pergi memancing di pinggir pantai. Untuk menenangkan istrinya yang kerjanya memarahi, Pak Parmin berinisiatif untuk membawakan seekor ikan untuk istrinya. Namun bukan ikan yang ditemukan melainkan sebuah benda berbingkai memiliki ruas persegi empat yang belum pernah dilihat Pak Parmin sebelumnya.
Yang membuat Pak Parmin heran melihat benda itu adalah kemampuan benda itu menampilkan sosok orang yang dia kenali sebelumnya yaitu ayahnya. Pak Parmin merasa takut karena setahunya ayahnya itu sudah lama meninggal, sehingga Pak Parmin pun berpikiran bahwa Benda Berbingkai Yang Memiliki Ruas Persegi Empat tersebut telah menyimpan roh ayahnya. Pak Parmin pun berlari dan menemui temanya yang bernama Pak Ijo, Pak Ijo menurut Pak Parmin adalah salah seorang yang dianggap paling pintar dikampungnya sehingga diapun menemuinya untuk menannyakan Benda Yang Baru Dia Temukan Tadi. Meskipun Pak Ijo dikenal dikampungnya sebagai orang pintar tetap saja Pak Parmin tidak mendapatkan jawaban, bahkan ketika benda itu dilihat oleh Pak Ijo secara tiba-tiba muka Pak Ijo Pucat ketakutan dan segera meninggalkan Pak Parmin.
Karena tidak dapat jawaban dari Pak Ijo kemudian Pak Parmin pun berinisiatif untuk kembali pulang kerumah untuk menemui istrinya dan kemudian menannyakan tentang benda yang dia temukan tersebut, namun ketika sampai kerumahnya yang dia lihat adalah bahwa istrinya sudah terlelap dikamarnya sehingga Pak Parmin pun mengurungi niatnya untuk menanyakan benda itu karena malam itupun sudah larut maka benda itupun dia taruh dibawah ranjang Pak Parmin. Namun keesokan Paginya Pak Parmin mendapati istrinya menghilang dan beberapa saat kemudian muncul dengan membawah kayu ditangannya kemudian langsung memukul Pak Parmin. Saat itu Ia tidak tahu mengapa istrinya memukul namun karena Bu Parmin kelihatannya sangat marah sehingga kelihatan kalau Pak Parmin sangat takut kepada istrinya

CERMIN

BAB I

Di suatu pagi dipesisiran pantai terdapat sebuah gubuk rumah tempat tinggal Pak Parmin dan istrinya Bu Parmin, di gubuk itu terbuat dari bambu dengan ditutupi Kertas semen dan dilapisi tikar bambu dibawahnya disamping tikar bambu tersebut jga terdapat alat pancing yang biasa digunakan Pak Parmin gunakan untuk memancing. Terlihat Ibu Parmin sedang membersihkan halaman rumah dengan sapu lidi, namun terlihat sangat kesal pada suaminya dan disinilah ibu Parmin kemudian berteriak membangunkan suaminya yang sedang tidur. terdengar suara keras dari Ibu Parmin yang marah-marah kepada Pak Parmin.

Ibu Parmin : Astaga....! Pak Parmin...!! Cepatlah bangun, kau tidak malu ya kalau yang lainnya sudah pada melaut semua. (namun tidak ada jawaban dari Pak Parmin) Pak Parmin...!!! Bangun cepat sudah siang pak. (masih belum ada respon dari Pak Parmin tiba-tiba berteriak sambil membangunkan sumimya) bapak cepatlah bangun kamu tidak lihat sudah jam berapa sekarang. hah, Jam berapa ini..!! Jam Berapa ini...!! Apakah kamu tidak malu sama tetangga kalau bapak ini tidak melaut.
Pak Parmin : (dengan wajah yang pura-pura bego Pak Parmin pun menjawab) Bu, sudah jam berapa, Kok kelihatanya masih sepi. Pada kemana.
Ibu Parmin : Astagafirullah, masih sempat-sempatnya lagi bertanya jam berapa ini, (dengan Posisi Sambil memukul pundak Pak Parmin) eh bapak hari sudah siang semua nelayan dikampung ini sudah pada turun melaut, kamu masih sempat bertanya jam berapa ini, Bagaimana sih, katanya mau bangun pagi, kok kamu bangun terlambat. Emang tadi malam kamu kemana?? Kenapa tadi malam kamu pulang larut malam.
Pak Parmin : (dengan bangganya diapun menceritakan kejadian yang terjadi tadi malam kepada istrinya, sambil berdiri tegak dia pun menceritakan kejadian tersebut) Oh soal yang tadi malam bu, tadi malam itu ada keributan di lorong rumah, karena kebetulan aku disitu, maka aku bantu salah satu dari mereka (tiba-tiba mendekati istrinya dan kemudian memegang tangan istrinya) dan ibu tahu apa yang aku dapatkan aku berhasil mengusir salah satu preman yang ada disitu.
Ibu Parmin : (terlihat seperti tidak tertarik mendengar cerita dari suaminya kemudian langsung marah-marah pada Pak Parmin sambil memukul-mukul suaminya dengan sapu lidi) oh...jadi semalam kamu jadi jagoan ya, bagus. (mulai memukul suaminya dengan sapu).
Pak Parmin :(sambil menahan dan berusaha berlindung dari pukulan sapu istrinya) aduh... auh...ibu apa-apaan sih, auugh... sakit bu.
Ibu Parmin : Bapak ini tidak mengerti ya, kita ini miskin bapak, kalau kerjamu setiap malam hanya berkelahi kira-kira apa yang mau kamu kasih makan anakmu, haa...!! kamu mau kasih makan batu aaaah.
Pak Parmin : Aduh... aduh... iya-iya aku mengerti sayang tapi jangan pukul aku kayak seperti itu, aku ini kan suamimu.
Ibu Parmin : Ibu Tidak peduli, ibu tidak akan membukakan pintu kamar ini hari kalau bapak tidak mendapatkan lauk pauk yang bisa dimakan hari ini.
Pak Parmin :baiklah, baiklah, (sambil menahan sapu yang dipake Ibu Parmin untuk memukulinya) Bapak akan mancing ikan.
Ibu Parmin : lantas kenapa masih diam disitu ayo cepat.
Pak Parmin : Oke-oke bapak berangkat. (Pak Parminpun mengambil alat-alat pancingannya yang terletak disamping tempat tidurnya dan bergegas berangkat). Kamu cerewet.
Bu Parmin : Kau bilang apa ha...!!! ingat jangan pulang kalau kamu tidak membawa apa-apa kerumah.


Setelah bertengkar dengan istrinya Pak Parmin pun mulai mencari tempat lokasi yang bagus untuk tempatnya memancing, sampai ketika dia menemukan lokasi dimana lokasi tersebut merupakan tempat favoritnya memancing, di tempat itu terdapat sebuah dermaga yang terdapat batu besar yang biasanya digunakan untuk para pemancing. Pak Parmin pun mulai memancing ditempat itu.

Pak Parmin : iya, dasar cerewet. Untung saja istriku cantik seandainya dia tidak cantik sudah lama aku tinggal. Apa coba, aku kan hanya menolong tetangga yang kesasahan. Ya tuhan kenapa ya aku terlahir miskin seperti sekarang ini. Coba saja aku jadi orang kaya mungkin hidupku tidak mesti harus menggantungkan kehidupanku di tempat ini.

Tiba-tiba datang Pak Ijo yang melintasi Pak Parmin kemudian mendekati Pak Pak Parmin .
Pak Ijo : Mancing lagi Pak Parmin, pasti terlambat bangun lagi kan. Kebiasaan buruk jangan selalu diikuti itu berbahaya. Hehehehehe
Pak Parmin : Diam kau mau ku tonjok ya.
Pak Ijo : Cieee....ciee...... emosi nie ye, makanya jangan malas bekerja makanya kehidupanmu itu suram. Hahahaha
Pak Parmin : (tiba-tiba berdiri meninggalkan tempatnya untuk menangkap Pak Ijo) kamu lama-lama menjengkelkan sekali ya, tunggu akan kuhajar kau.
Pak Ijo : Hahahahaha, kalau begitu saya kabur. Dasar mahluk susah.
Pak Parmin : (Lari mengejar Pak Ijo namun tidak berhasil karena tiba-tiba perutnya terasa keroncongan akibat tidak sarapan pagi sehingga dia pun tidak sanggup memburu Pak Ijo) ingat ya, kalau nanti kau kutangkap akan kucek-kucek kau.
Pak Ijo : (melihat Pak Parmin menahan sakit perutnya Pak Ijo mendekati sambil masih mengejek Pak Parmin yang tidak sanggup berbuat apa-apa karena kelaparan) Orang susah, tetap aja susah ini (melemparkan roti didekat Pak Parmin) ini kau makan. Dasar muka peminta-peminta.
Pak Parmin : Kurang ajar aku tidak akan makan pemberianmu. (melempar kembali pemberian Pak Ijo) Ambil itu kembali. Aku tidak sudah makan-makananmu itu.
Pak Ijo : Ya sudah kalau begitu (mengambil kembali Roti yang rencanannya mau dikasih Pak Parmin) kalau begitu jangan menyesal ya kalau aku ambil kembali roti ini. Selamat kelaparan ya. Hahahaha
Pak Parmin :pergi saja sana jangan ganggu aku lagi (Pak Ijo pun secara perlahan-perlahan menghilang dari penglihatan Pak Parmin) aduh (sambil memegang perut yang sudah keroncongan akibat kelaparan) ini semua gara-gara istriku mungkin kalau dia tadi tidak marah-marah mungkin aku bisa memukul Pak Ijo tadi. Aduh perutku sakit, padahal tadi ada roti yang diberi Pak Ijo tadi ah sial, mana ikan belum dapat. Huuu susahnya hidup ini. (diam sejenak memperhatikan pancingnya belum ada yang menyentuh, Pak Parmin kemudian berinisiatif untuk kemudian tidur di dermaga tersebut) ah dari pada pusing memikirkan mereka yang berdua mending aku tidur dulu ah. (Pak Parmin pun tertidur dekat pancingan tersebut hingga beberapa menit kemudian dia pun terbangun dari tidurnya)

Sementara itu Pak Ijo kerumah majikannya untuk mengambil barang daganngannya kemudian dia bertemu dengan Bu Parmin.

Ibu Parmin : Pak Ijo dari mana tumben ndak berdagang.
Pak Ijo : Iya rencananya aku akan menemui Majikanku dulu sebelum kepasar, biasa mau ambil barang dagangan.
Ibu Parmin : Ough, ngomong-ngomong Pak Ijo masih kerja sama orang cina itu ya, kalau tidak salah namanya ibu Mey Mey ya.
Pak Ijo : Oh ia namanya Ibu Mey Mey, Bu Parmin tau Majikanku darimana ya?
Ibu Parmin :Iya, kebetulan aku dengar namanya dari Suamiku.
Pak Ijo : Ough Begitu.
Ibu Parmin : Pak Ijo lewat Dermaga ya?
Pak Ijo : kebetulan tadi aku lewat situ, ada apa ya. Oh iya Pak Parmin ya, tadi memang dia disana, memang Pak Parmin Belum pulang ya?
Ibu Parmin : Ini sudah jam berapa dia belum pulang-pulang aku khawatir karena tadi pagi saya memarahinya, saya takut dia jadi takut pulang.
Pak Ijo : pantesan tadi waktu aku sapa dia emosi ternyata diabawah dari rumah ya.
Bu Parmin : Kasihan dia belum makan dari tadi pagi tadi. nanti Pak Ijo lewat di dermaga lagi kan, nanti kalau ketemu sama Parmin suruh pulang makan ya.
Pak Ijo : ia, nanti saya sampaikan, baiklah kalau begitu aku pamit dulu ya masalahnya aku sudah ditunggu majika ku.
Bu Parmin : Iya silahkan.
Pak Ijo : Mari

BAB II

Pak Parmin : (sedang menunggu di dermaga untuk mendapatkan seekor ikan. Saking lamanya diapun tiba-tiba tertidur sampai-sampai dia lupa bahwa ternyata hari sudahlah malam sehingga Pak Parmin tersebut buru-buru untuk pulang). Waduh gawat ini sudah malam kenapa aku mesti tertidur ya, mana lagi belum dapat ikan, mana mau istriku makan pancingan. (Namun tanpa disengaja sang nelayan melihat sebuah cahaya putih). Haaa!? Cahaya apa itu, aku harus mendekatinya mungkin cahaya itu yang akan membuat ku beruntung hari ini. (Tidak lama berselang sang nelayan tersebut bergegas mendekati asal cahaya tersebut, ternyata nelayan itu menemukan sebuah benda berbentuk pipih segi empat yang dimana benda itu memantulkan cahaya). Wooh ini benda apa kenapa benda ini mengeluarkan cahaya.
Pak Ijo : Parmin kau sedang apa disitu, kau tidak pulang istrimu dirumah tadi bilang sama saya kalau saya bertemu dengan mu katanya suruh pulang untuk makan.
Pak Parmin : Pak Ijo kau kesini dulu aku menemukan benda yang aneh. Cepatlah kau kesini.
Pak Ijo : emang apaan!?
Pak Parmin : Kau kesini saja nanti kau juga akan tahu.
Pak Ijo : (Pak Ijo segera mendekati Parmin), Ada apa Parmin kenapa kau panggil aku disini.
Pak Parmin : tadi benda ini mengeluarkan cahaya, dan sewaktu aku ambil cahaya itu menghilang tidak tahu rimbahnya kemana.
Pak Ijo : Sini aku liat. (Tiba-tiba Pak Ijo terkejut melihat benda itu, ternyata yang dilihat pak Ijo itu ternyata adalah sesosok wajah) ihh……….(Pak Ijo Merasa merinding memperhatikan benda tersebut). Parmin cepat kau buang benda ini sepertinya benda ini menyimpan roh.
Pak Parmin : Maksud Pak Ijo Apaan ya!??
Pak Ijo : Coba kau lihat saja benda itu pasti dia akan memperlihatkan sesosok wajah.
Pak Parmin : Ah, benaran coba aku lihat. (Tiba-tiba tanpa disengaja benda itu langsung dia buang oleh Parmin dan kedua lelaki tersebut kalang kabut berlarian meninggalkan tempat penemuan cermin tersebut Dan ketika Pak Parmin melihat kebenda tersebut Pak Parmin masih penasaran dengan benda yang persegi empat tersebut benda yang merupakan tempat datangnya sinar. Pak Parmin pun memberanikan diri untuk kembali mendekati benda tersebut dia lalu mengambilnya dan kemudian mengangakatnya dan tepat berada dihadapannya, dan ternyata yang lebih mengherankan pada benda itu adalah bahwa yang dia lihat ternyata ayahnya yang telah lama mati yang berada didepan matanya.

Dengan keadaan yang tidak menentu dia sangat gusar dan takut terhadap benda yang baru dia dapat tadi. Dia sedih melihat bahwa ayahnya yang telah lama mati ternyata berada didalam benda itu, namun begitu dia pun sangat senang dengan benda yang baru dia dapat itu, karena dia bisa terus menatap sang ayah setiap hari. Tanpa pikir panjang nelayan itu membawa benda itu kerumah dan ia ingin menyampaikan rasa kebahagian itu kepada istrinya.
Pak Parmin : (Tok....tok...Tokkk) Assalamualaikum Aku Pulang, Aku Pulang, istriku dimana kah engkau Apa engkau sudah tidur. (tiba-tiba pintu itu terbuka karena Pak Parmin Menuju kamar tidur dan melihat istrinya sudah tidur dengan kepala tertunduk dia tidak jadi memberitahu kabar gembira itu. Dia pun bergegas tidur disamping istrinya, dengan gambar ayahnya yang ia bawah dari pantai tadi sore dan dia menaruh itu dibawah bantalnya, Dia pun langsung tidur dengan lelap. Yah sudahlah mungkin besok saja saya tanyakan sama istriku persoalan ini. Hoaaaaaaam waktu juga sudah larut.

BAB III

Ayam berkokok tanda sudah pagi namun nelayan itu masih tidur pulas dikasurnya, dan ketika sudah berjalan waktu hingga tepat siang hari nelayan itu baru menyadari bahwa dia kesiangan lagi dan ia pun langsung bergegas ke aktivitas sehari-harinya.

Pak Parmin : (Hoaaammm menggerak-gerakan badannya kemudian membuka jendela kemudian langsung terperangah melihat sinar matahari yang masuk kedalam rumahnya ternyata dia terlambat lagi melaut bersama nelayan-nelayan yang lain). Wah gawat aku terlambat lagi, aku akan segera kedermaga sekarang. Pancing mana, pancingku mana oh ini dia. Istriku aku berangkat ya.
Bu Parmin : Bapak tidak makan, ibu telah siapkan makanan jadi makanlah dulu.
Pak Parmin : Ibu aku tidak sempat mungkin aku akan cari sendiri diluar.
Bu Parmin : Kalau begitu hati-hati ya Bapak.
Pak Parmin : Iya Istriku, kalau begitu bapak berangkat dulu ya. Assalamualaikum.
Bu Parmin : Walaikumsalam
Pak Parmin : (Pak Parmin pun meninggalkan gubuk tersebut)
Bu Parmin : Tumben ndak biasanya dia semangat kerja seperti itu (sambil menuju kamar tidur untuk dia bersihkan, namun sebelum membersihkan kamar tersebut dia menemukan benda persegi empat yang disimpan suaminya tadi malam), Benda apa ini bentuknya aneh coba kulihat (melihat benda tersebut harusnya yang dia lihat tadi adalah sosok ayah Pak Parman namun itu kemudian berubah menjadi wanita cantik kontan ibu Parman kemudian berubah yang tadi sangat cantik lantas bersedih dan berubah tatkala sesosok wanita yang dia lihat pada Benda persegi empat itu )

Hari itu keadaan ini sangat Sangat tak biasa hari itu serasa mendung hitam telah menghantui seisi rumah dan menggambarkan gauman sang kelam, Hal itu dikarenakan dia sangat terkejut atas penemuannya dibawah bantal suaminya, hal ini membuat istrinya menyangkah bahwa suaminya sudah berani menyimpan gambar wanita lain didalam kamarnya sehingga pikirannya pun terlintas bahwa ternyata selama ini suaminya telah menduakan dirinya dengan tidur bersama wanita lain. Dia sangat marah akan hal itu sehingga dia menyimpulkan bahwa suaminya telah selingkuh diluar dan berani mempermainkan dirinya.

Tidak selang lama kemudian Pak Parmin kemudian muncul kembali kerumahnya untuk mengambil benda tersebut dan melihat seisi rumah telah penuh dengan pecahan dimana dimana.
Pak Parmin : sayang apa yang terjadi, kenapa rumah pada berantakan begini. (sambil berjalan dia mencari terus istrinya didapur, disekitar gubuk dan akhirnya menemukan istrinya duduk di samping tempat tidurnya menunduk diam dikursi dengan rambut yang berantakan). Sayang kenapa kamu berpenampilan seperti ini apa ada masalah dengan mu, coba ceritakan sama bapak.
Ibu Parmin : (Masih diam menunduk dikursi)
Pak Parmin : sayang jangan berpenampilan seperti itu dong kamu kan tahu aku takut dengan hantu, kamu memakai pakaian seperti itu buat menakut-nakuti ki aku kan, sudahlah tidak lucu ah.
Ibu Parmin : (tiba-tiba menangis masih dalam posisi) Hihihihihihihi, bapak mulai macam-macam dengan ibu ya. Ibu kurang apa buat bapak aku kurang cantik. Kurang seksi, atau aku kurang apa. jawab..!!
Pak Parmin : Istriku maksudnya apa sich, dan apa-apaan semua ini. apa yang terjadi sama kamu.
Bu Parmin : (sontak langsung berdiri mendekati suaminya) memang kamu laki-laki buaya, siapa nama gadis itu ayo jawab pertanyaannku. (Sambil melempari piring makan kemuka suaminya)
Pak Parmin : Gadis siapa? Emang ada apa sih.
Bu Parmin : Ndak usah banyak bicara, Pokoknya aku mau cerai.
Pak Parmin : Jangan bicara seperti itu, aku masih mencintai mu sayang.
Bu Parmin : kamu masih berani bicara sayang kepada ku, setelah apa yang telah kau perbuat kepada ku. Dasar laki-laki bejat.
Pak Parmin : Sayang apa salahku ceritakanlah.
Bu Parmin : (tiba maju mendekati suaminya ingin mencekik leher suaminnya) dasar laki-laki hidung belang. Haaaaaaaaaaaaa...... Bangsat......
Pak Parmin : (Bu Parmin mencekik leher suaminya lantaran tidak mengakui kesalahan yang dia perbuat) kha.....kha..... Lepaskan. Lepaskan tangan.
Bu Parmin : Aku tidak akan melepaskan tanganku sebelum kamu mengakui kesalahaannmu.
Pak Parmin : khaaaggh.... Khaaaggh....
Bu Parmin : Matilah kau.....
Pak Parmin : Khaaggh.... Khaaggh....

Tiba-tiba datang Pak Ijo datang kerumah bersama dengan pemilik Benda tersebut.
Pak Ijo : Ini rumahnya tuan.
Mei Mei : Ini rumahnya, hayaaa kenapa kayak kapal pecah seperti ini haaa, ini rumah atau TPU.
Pak Ijo : Ha Tuan TPU itu apa?
Mei Mei : kamu ini orang kampungan ha. TPU itu Tempat Pembuangan Umum. Dirumah ini kenapa haa, apa yang terjadi pada tempat ini ha.
Pak Ijo : aku tidak tahu Tuan coba aku periksa dulu apa yang terjadi disini.
Mei Mei : ya masuk saja.
Pak Ijo : (Pak Ijo masuk menemui Pak Parmin dan mendapati keadaan yang kacau balau akibat cemburu buta Bu Parmin dan melihat posisi dimana Bu Parmin mencekik Pak Parmin Pak Ijo kemudian memukul bagian belakang leher Bu Parmin, dan seketika itupun genggaman tangan Bu Parmin terlepas Bu Parmin pingsan). Pak Parmin tidak apa-apa dan apa sebenarnya yang terjadi mengapa rumah ini berantakan seperti kepal pecah.
Pak Parmin : saya juga tidak tau Pak Ijo, tiba-tiba saja istriku ingin menyerang saya, katanya saya selingkuh dengan seorang gadis. Gadis yang dia maksud itu siapa.
Pak Ijo : Kok aneh begitu ya, mungkin ada yang tidak beres tentang kejadian kemarin itu.
Pak Parmin : Maksud Pak Ijo apa,
Pak Ijo : Kau masih ingat waktu Pak Parmin menemukan Benda Beruas Empat tersebut.
Pak Parmin : benda itu ada didalam, kemarin ketika kita melihat benda tersebut lantaran lari, lantas aku kembali untuk mengambil benda tersebut.
Pak Ijo : pemilik benda tersebut ternyata milik dari majikanku, jadi setelah saya menceritakan kejadiaan kemarin di pasar dia langsung tanya ciri-ciri benda tersebut. Dan ternyata itu adalah miliknya yang dikirim dari dinasti Tang sebagai Upeti.
Pak Parmin : Jadi benda ini milik seorang raja di Cina ya.
Pak Ijo : bisa jadi (tiba-tiba mendengar suara majikannya memanggil)
Mei-mei : Pak Ijo, haiyaaa dimana kau kenapa lama sekali.
Pak Ijo : Iya sebentar Tuan, nah sekarang pemilik nya itu ada disini dan akan mengambil benda ini.
Pak Parmin : ambillah, aku juga takut menyimpan benda ini.
Pak Ijo : Aku juga lebih baik benda ini dikembalikan lagi kepada pemiliknya siapa tahu benda ini lebih bermanfaat bagi pemiliknya.
Mei Mei : (tiba-tiba masuk ) Hey apa yang terjadi, (tiba-tiba menlihat benda yang sedang dipegang oleh Pak Parmin) hayaai itu kan oe punya dimana kalian menemukannya haaa. Lantas adaapa semua ini, apa yang terjadi ha.
Pak Ijo : (Tiba-tiba mendekati majikannya) begini tuan yang menemukan benda ini adalah Pak Parmin tuan dan ini adalah orangnya.
Mei Mei : hayya syukur kalian menemukannya haaa, benda ini tadi jatuh didermaga haa. Dan yang pesan cermin ini sudah mencari nya dari tadi. oh iya ini ada uang haa sebagai ucapan terimah kasih oe kepada situ orang.
Pak Parmin : Maaf tuan ini benda apa ya kok didalamnya terdapat sosok ayahku didalamnya.
Mei-mei : oh sosok itu bukan ayahmu tapi itu adalah pantulan gambar yang dihasilkan oleh benda ini, benda yang kemarin Parmin temukan itu adalah Cermin dan benda ini merupakan benda yang berfungsi sebagai alat pemantul cahaya yang dapat memunculkan sosok orang bagi siapa yang melihatnya, dan sosok orang itu adalah muka kalian sendiri.
Pak Parmin : Oh pantesan Pak Ijo ketakutan melihat wajah yang ada dalam benda itu, ternyata itu adalah mukannya yang jelek ya ku.
Pak Ijo : ah ngarang kamu kemarin itu aku sudah tahu tapi aku sengaja menakut-nakuti Pak Parman, saya kira dia akan membuang cermin itu ternyata dia kembali mengambilnya.
Pak Parmin : Jadi ingin mengambil cermin ini ya.
Pak Ijo : Ah siapa yang bilang.
Pak Parmin : tadi barusan.
Pak Ijo : Iya kah.
Mei-mei : haya sudahlah kita tengok gadis itu saja, kayaknya dia sadar.
Bu Parmin : (menangis)
Mei-mei : oe kenapa kamu menangis haa,
Bu Parmin : dia telah selingkuh dengan gadis lain.
Pak Parmin : tau dari mana aku selingkuh itu gambar ini siapa.
Semua Tokoh : (tertawa terbahak-bahak) hahhahahahahahahahhahahah

Bu Parmin kemudian heran kenapa semua orang menertawainya, dan barulah dia Sendiri menyadari bahwa dia sangat bodoh lantaran cemburu buta terhadap benda yang ditemukan oleh suaminya tersebut, gambar sosok gadis cantik yang dicemburuinya adalah mukanya sendiri. Hahahahahahahaha

THE END

Komentar

dodi mengatakan…
test kosong

Postingan populer dari blog ini

IBU KANDUNGKU JAHAT