DEADLINE HARI INI...!!!!
Oleh :
Dody Tris Ramadhan P S.Pd

Dunia Kerja dan Dunia Sekolah merupakan dua ikatan yang tidak akan terputus, keduanya akan selalu memiliki korelasi yang sama. Tanpa dunia sekolah maka tak akan muncul masa dimana kita menikmati masa dunia kerja. Manusia pada dasarnya memiliki konsep dalam dirinya namun mereka pada kenyataannya tidak mampu mewujudkan konsep itu dikarenakan tidak ada pemicu dalam mewujudkan konsep tersebut.   
1.      Berburu Deadline
Gambaran sekolah swasta yang selalu menuntut kualitas akan selalu tertanam dalam benak para Staff, Guru dan Karyawan. Hal itu yang tercermin di Sekolah Islam Athirah Boarding School Bone. Awal pertama menjadi staff pengajar disini adalah sebuah kebanggaan tersendiri, karena nama sekolah ini sebenarnya sudah lama menjadi tujuan utama untuk dapat bisa mengajar disekolah ini. Dan itu sudah ada sejak semester akhir dibangku perkuliahan dulu, karna dalam gambaran awal saya tentang sekolah ini adalah sekolah swasta yang memiliki gaji yang banyak dan lumayan untuk menghidupi diri sendiri dan orang tua. Ternyata itu salah, gaji yang kami terima disini lebih kecil nilainya dibandingkan dengan kerjanya. Keadaan yang terisolasi, harus berasrama dan berkantor mulai dari Pukul 06:30 Wita sampai 15:00 wita. Itu yang membuat gajinya tidak setara dengan kerja-kerjanya.
Tepat pada Tanggal 15 Januari 2014 awal pertama kali saya diterima menjadi staf pengajar di sekolah ini dan yang terlihat adalah senyum dari siswa, staff pengajar dan karyawan. Menjadi pengajar disekolah ini, yang terlihat adalah keramahan para guru-guru dan staff karyawannya, tidak ada senioritas didalamnya, meskipun ada itu adalah tingkat jabatan saja disekolah tesebut. Minggu-minggu pertama mengajar sempat sakit diakibatkan terlalu padatnya jam mengajar yang harus diisi.  Dari 12 kelas diharuskan untuk mengisi semua kelas selama 3 hari, yaitu senin, selasa dan rabu. Selanjutnya kamis dan jumat tidak ada jam tatap muka namun tetap duduk di meja kantor untuk membuat materi bahan ajar pada esok hari. Tapi apakah hanya itu yang bisa saya katakan sebagai beban mengajar disekolah ini, namun ternyata itu hanya sebahagian kecil dari kerja disekolah ini.
Banyak kegiatan siswa yang masih asing buat saya selama mengajar disekolah ini, kegiatan itu seperti PEMILOS, Program Tahfiz, Pembinaan Olimpiade Sains Nasional, Pentas Seni Tiap Bulan, Athirah Olimpic, dan seleksi penerimaan siswa baru yang memakan waktu selama 4 bulan. dibandingkan dengan disekolah tempat saya sebelumnya mengajar kegiatan itu masih kedengaran asing buatku. Banyaknya tugas siswa yang harus diperiksa dan dinilai membuat saya malas mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. jadi setengah hati untuk ikut terlibat pada kegiatan tersebut. Banyaknya aktifitas disekolah ini membuat saya bertanya mengapa orang-orang ini senang dengan pekerjaan mereka disini.

2.      Diburu Deadline
Kata Deadline sendiri muncul Tepatnya menjelang hari pelaksanaan perpisahan kelas XII angkatan satu saya diserahi tugas untuk mendesain Buku Alumni dan itu adalah pertama kalinya saya mengerjakan proyek itu. Saya kemudian tertantang untuk menyelesaikan tugas itu dengan senang hati. Dan untuk menyelesaikan proyek itu aku telah mempersiapkan kemampuan yang aku telah pelajari dari kampus. Mulai dari desain cover, biodata siswanya, Foto-foto pendukung, dan Model Bukunya sendiri.
Selama 2 minggu buku alumni telah kukerjakan dengan sudah berada dalam tahap pencetakan buku, namun tiba-tiba bu Evi datang dan menagih hasil dari buku tersebut dengan nada marah-marah karena ternyata buku alumni yang saya kerjakan sudah jatuh tempo melebihi waktu yang telah ditentukan dengan nada keras beliaupun berkata “Mana mi bukunya Dod kenapa lama sekali kamu kerjakan itu buku, Sudah jatuh tempo mi na, masih banyak pekerjaan yang mau dikerjakan, Ndak malu ki itu?!! Bukan ji apa-apa na, kalau begitu teruski bekerja ndak bakalan dikasih masuk ki lagi panitia, Saya tidak mau tau itu buku deadlinenya hari sabtu sebelum pelaksanaan prosesi harus jadi”!! kata-kata deadline itu sendiri yang paling jelas yang saya ingat. Deadline Hari Ini .......
Kalang kabut saya segera menyelesaikan buku itu dengan selalu ingat kata-kata Deadline setiap harinya, namun betul yang yang dikatakan Bu Evi sejak hari itu saya sendiri kurang dilibatkan dalam kepanitian karena proyek yang diamanakan kepada saya tidak mampu diselasaikan pada hari itu juga, dan tidak hanya peristiwa itu saja, banyak pekerjaan yang saya kerjakan selalu jatuh tempo, Mulai dari Mengolah Nilai, membuat Rencana Proses Pembelajaran, Membuat Soal dan Analisis Penilaian. Itu semua saya kerjakan melebihi tempo yang telah ditetapkan. Bahkan yang lebih parahnya saya tidak sempat menyesaikan Rencana Proses Pembelajaran Selama 1 Semester.
Sejak kejadian itu kata Lambat melekat pada diriku dan karena kejadian tersebut sehingga teman-teman akan berpikir dua kali untuk melibatkanku dalam proses kepanitian, dan apa yang saya rasakan, Rasa Malu. Walaupun sebenarnya teman-teman guru  tidak terlalu mendiskriminasi dengan gelar yang melekat pada diriku, namun rasa malu karena tidak mampu menyelesaikan tugas sesuai pada hari yang ditentukan, itu adalah momok yang selalu ada dalam benakku.     
3.      “Dipecat” atau “Mati”
Kata-kata Dipecat dan Mati sebenarnya memiliki kesamaan makna yang sama yaitu sama-sama akan menuntut kualitas dari hasil kerja yang telah dilakukan selama bekerja disebuah lembaga pendidikan secara khusus dan Kehidupan pada umumnya, jika anda tidak ingin dipecat maka penuhi kewajiban-kewajibanmu sebagai Guru, Dipecat adalah konsikuensi untuk setiap itu. Sedangkan Jika anda tidak ingin mati maka penuhi hak-hak saudaramu sehingga umur panjang akan selalu ada dalam benakmu. Dipecat Jika tidak mempersiapkan diri maka segala kebetuhan, Gaji dan Tunjangan-tunjanganmu akan diputuskan, itu semua akan kau rasakan ketika tidak mampu mempersiapkan mulai dari awal kita berada dikantor, Sedangkan Mati ketika kau tidak mempersiapkan lebih awal maka segala kenikmatan, Kebahagian dan hak-hak kita sebagai manusia akan terputus. Dan jika kita tidak mempersiapkannya lebih awal maka segala keburukan akan menimpa kita. Jika dipecat manusia masih memiliki kesempatan untuk merenovasi hidupnya sedangkan ketika manusia mati maka kesempatan untuk merenovasi kehidupannya akan tertutup.
Pasca acara perpisahan tersebut rasa takut untuk dipecat itu muncul dalam benakku apalagi setelah tidak mampu menyelesaikan RPP  saat itu, rasa itu membuatku mulai takut kembali. Apalagi setiap pagi kata-kata Deadline yang selalu muncul setiap Breafing Pagi. Dan dampak dari itu semua baru saya rasakan ketika Staf SDM Pak Yauri datang dan melakukan SIDAK, dan pada hari itu tepat saya mengajar dikelas VII Ar-Rahim, dimana saya tidak mampu menunjukan RPP. Rasa malu itupun tambah menjadi-menjadi, dan berujung takut akan pemecatan. Namun setelah menilik kembali hasil kunjungan beliau tidak berkomentar apapun perihal ketidak becusanku menunjukan RPP yang dia minta, dalam hati sayapun berkata kenapa nggak dari dulu saya menyelesaikan Rancangan tersebut. Mungkin dengan kejadian tersebut maka saya pastikan penilaiannya terhadap saya akan berkurang. Namun ternyata beliau hanya berkata “Sehebat apapun guru menyampaikan materi ajar pada siswa, akan menjadi sia-sia tanpa persiapan yang matang”. Setelah mendengar pendapat Pak Yauri lega rasanya beliau tidak melihat itu sebagai kekurangan dalam diriku. Serasa diberi kesempatan kedua untuk mau memperbaiki keselahan fatal barusan. Dengan kejadian itu akupun sempat berpikir jika Pak Yauri itu  Dibaratkan malaikat maka pasti saya akan disiksa karna tidak mampu memegang amanah yang telah dibebankan kepada saya.
Sebenarnya kata-kata itu tidak menjurus kepada SIDAK tadi, namun nyatanya aku tersadar bahwa sesunggunya aku guru yang tidak mampu memegang amanah, dan menyalah gunakan gaji yang setiap bulannya saya terima. Guru yang hebat itu tidak hanya mampu menguasai Materi, namun guru yang hebat itu adalah guru yang mampu merekam setiap proses yang dia ajarkan kepada siswa. Dari proses perekaman itu guru dapat memetakan potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa. Dan proses perekaman itu semua terdapat dalam Rencanan Proses Pembelajaran.
Sejak kejadian itu akupun sadar bahwa sesungguhnya tugas seorang guru membuat siswa menjadi cerdas, dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang merupakan hak-hak mereka. Hak itu adalah Belajar, Mendapatkan Nilai, Bimbingan Konseling dan Senang didalam Menerima Materi yang diajarkan. Dan dari itu semua akupun sadar bahwa bukan soal gaji sehingga kita harus bekerja, tetapi amanah yang kita yang harus kita jaga untuk memenuhi hak kita. Dan inilah jawaban dari pertanyaan saya sejak pertama menginjakan kaki disekolah ini.
4.      Sistempun terbentuk dengan sendirinya
Dari kejadian tersebut entah mengapa kata takut dipecat tiba-tiba berubah menjadi takut mati, dan perubahan itu bukan lagi berkonotasi negatif tetapi positif, ketika saya tidak mampu menyelesaikan proyek itu maka jangan harap anda akan diberi kepercayaan untuk menanggung beban seorang guru. Jika didunia saja kita tidak mampu menyelesaikan amanah yang kita pegang betapa malunya kita akan hal itu. Dan akan terlebih malunya lagi ketika kita mati dan bertemu dengan sang pencipta, kemudian malaikat bertanya tentang apa-apa saja yang telah kita perbuat selama didunia, dan kemudian kita berkata saya mohon diberi satu kali kesempatan hidup untuk melakukan misi-misi kebaikan, itupun pastinya tidak akan terjadi karena kematian adalah bagian akhir dari kehidupan manusia.
Setelah merefleksi pekerjaan yang telah saya kerjakan dibandingkan dengan guru yang lain sangat sedikit kontribusi yang saya berikan kepada sekolah, dibandingkan dengan guru-guru yang mampu mengemban amanah dengan penuh rasa tanggung jawab. dan sangat terpukul rasanya jika saya memberikan kewajiban-kewajiban sebagai seorang guru. Sedikit demi sedikit kewajibanku pun saya kerjakan, mulai membuat RRP, belajar memahami kerja-kerja kepanitian disekolah, dan membaca buku-buku Penelitian Tindak Kelas. Dari itu semua saya mampu menyelesaikan kewajiban-kewajiban itu meski agak sedikit terlambat. Namun meskipun gelar lambat itu masih melekat pada diri saya. Sedikit demi sedikit tugas-tugas kantor mampu aku selesaikan dengan senang hati.  Dan dari itupun pandangan saya tentang sekolah yang memiliki gaji yang besar berubah bahwa sekolah bukan tempat orang mencari gaji yang besar, namun sekolah adalah tempat dimana kita menanggung beban tanggung jawab sebagai guru untuk mencerdaskan siswa. Tanggung Jawab dan Amanah pada dasarnya adalah salah satu konsepsi manusia. Itu yang saya rasakan sekarang. Ketika kita mampu memenuhi tanggung jawab kita sebagai seorang guru maka yakin kita akan menjadi pribadi yang dipercaya untuk mampu memegang amanah. Bu Evi  adalah salah satu sosok yang diberi beban tanggung jawab yang banyak oleh pihak sekolah karena saya tahu bahwa setiap pekerjaan yang diberikan kepada beliau dia mampu menyelesaikannya dengan penuh tanggung jawab yang besar.    
5.      Deadline Hari Ini...!!!
“Jika suatu saat Aku Terseleksi Oleh Alam, Itu Bukan Berarti Bencana buatku. Karna Jika Saatnya Tiba, Akan Kubuat Sekolah Yang Berstandarkan ATHIRAH, Itulah harapanku sekarang.
DEADLINE Hari ini..!!! kalimat itupun yang akhirnya menbentukku menjadi pribadi yang tangguh, kata itu seakan-akan menginspirasi ku untuk mau berusaha lebih baik lagi dari hari-hari sebelumnya. Manakalah aku diserahi tugas untuk diselesaikan pada hari itu maka kerjakanlah pada hari itu juga, jangan menunggu bola untuk mau bekerja disekolah ini jika ada hal yang bisa dikerjakan pada hari itu juga maka kerjakanlah. Satu yang saya sadari bahwa sistem itu akan terbentuk dengan sendirinya, sistem akan tercipta dengan sendirinya jika orang-orang sadar akan amanah yang dibebankan kepada mereka. Lakukan jaga baik-baik amanah itu dengan rasa tanggung jawab yang penuh. Jika amanah dijaga dengan penuh tanggung jawab maka tidak ada lagi kata DEADLINE Hari ini. Karena hak-hak mereka telah terpenuhi maka kata itu tidak akan mungkin dilontarkan kepada orang-orang yang mampu menyelesaikan amanah itu. Mungkin agak terlambat menyadari tugas pokok ini namun pada dasarnya aku kemudian berfikir bukan soal gaji yang membuat kita mau bekerja tetapi ingatlah bahwa bukan soal gaji yang harus kita buru tapi tanggung jawab yang harus kita tertanam dalam diri kita. Dunia kerja bukanlah dunia dimana manusia akan dinilai kinerjanya dengan menggunakan tolak ukur uang, semakin baik kinerjanya maka akan ternilai dengan kenaikan gaji.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermin

IBU KANDUNGKU JAHAT